Kamis, 16 Januari 2014

Laporan Praktikum



MODUL I
(KABEL UTP STRAIGHT DAN CROSSOVER)

1.1 Tujuan
1. Dapat mengetahui fungsi dari dua macam susunan kabel (straight dan crossover).
1.2 Peralatan Praktikum
Alat dan bahan yang dibutuhkan pada praktikum ini adalah :
a.       Tang crimping untuk RJ-45
b.      RJ-45 LAN tester
c.       Kabel UTPakangbocha@yahoo.co.id
d.      RJ-45 conector
1.3  Praktikum
A.       Kabel UTP
Kabel UTP (Unshielded twisted-pair) adalah jenis kabel yang terbuat dari bahan penghantar tembaga, memiliki isolasi dari plastik dan terbungkus oleh bahan isolasi yang mampu melindungi dari api dan kerusakan fisik.
Kabel UTP terdiri dari empat pasang inti kabel yang saling berbelit yang masing-masing pasang memiliki kode warna berbeda. Kabel UTP tidak memiliki pelindung dari interferensi elektromagnetik, namun jenis kabel ini banyak digunakan karena harga yang relatif murah dan fungsinya yang memang sudah sesuai dengan standar yang diharapkan.
Fungsi kabel UTP yaitu digunakan sebagai kabel jaringan LAN (Local Area Network) pada sistem jaringan komputer, dan biasanya kabel UTP mempunyai impedansi kurang lebih 100 ohm, serta dibagi menjadi beberapa kategori berdasarkan kemampuannya sebagai penghantar data.
Dalam pemakaian sehari-hari, kabel UTP sudah sangat baik digunakan sebagai kabel jaringan komputer misalnya dalam kegunaan ruang kantor atau dalam sistem jaringan suatu perusahaan. Mengenai beberapa kelemahan dan kekurangan kabel UTP yang tidak tahan terhadap medan elektromagnetik dan kerusakan benturan benda keras, masih bisa diatasi dengan memasang pelindung luar misalnya seperti pipa plastik.
Terdapat beberapa jenis kategori kabel UTP ini yang menunjukkan kualitas, jumlah kerapatan lilitan pairnya, semakin tinggi katagorinya semakin rapat lilitannya dan parameter lainnya seperti berikut ini:
ü  Kabel UTP Category 1
Digunakan untuk komunikasi telepon (mentransmisikan data kecepatan rendah), sehingga tidak cocock untuk mentransmisikan data.
ü  Kabel UTP Category 2
Mampu mentransmisikan data dengan kecepatan sampai dengan 4 Mbps (Megabite per second)
ü  Kabel UTP Category 3
Digunakan pada 10BaseT network, mampu mentransmisikan data dengan kecepatan sampai 1Mbps. 10BaseT kependekan dari 10 Mbps, Baseband, Twisted pair.
ü  Kabel UTP Category 4
Sering digunakan pada topologi token ring, mampu mentransmisikan data dengan kecepatan sampai 16 Mbps
ü  Kabel UTP Category 5a
Mampu mentransmisikan data dengan kecepatan sampai 100 Mbps,
ü  Kabel UTP Category 5b
Mampu mentransmisikan data dengan kecepatan sampai 1000 Mbps (1Gbps), frekwensi signal yang dapat dilewatkan sampai 100 MHz.
ü  Kabel UTP Category 6
Mampu mentransmisikan data dengan kecepatan sampai 1000 Mbps (1Gbps), frekwensi signal yang dapat dilewatkan sampai 200 MHz. Secara fisik terdapat separator yg terbuat dari plastik yang berfungsi memisahkan keempat pair di dalam kabel tersebut.
ü  Kabel UTP Category 7 gigabit Ethernet (1Gbps), frekwensi signal 400 MHz.
B.       Susunan Kabel UTP Straight
Kabel straight merupakan kabel yang memiliki cara pemasangan yang sama antara ujung satu  dengan ujung yang lainnya. Kabel straight digunakan untuk menghubungkan 2 device yang berbeda. Seperti  :
ü  Hubungkan komputer ke switch / hub ‘s normal port.
ü  Sambungkan komputer ke kabel / port LAN modem DSL‘s.
ü  Hubungkan port WAN router ke kabel / port LAN modem DSL’s.
ü  Menghubungkan port LAN router ke switch / hub ‘s uplink port. (biasanya digunakan untuk memperluas jaringan)
ü  Koneksi dua switch / hub dengan salah satu switch / hub menggunakan port uplink dan yang lainnya menggunakan port biasa.
Jika anda ingin membuat sambungan kabel Stright kelihatannya lebih mudah untuk memasangnya, karena Kedua sisi ujung kabel (sisi A dan B) kabel memiliki pengaturan kawat dengan warna yang sama. Seperti tabel dan gambar dibawah ini :
Straight Through Cable
Color Code
Color
Pin 1 
Pin 2
Pin 3
Pin 4
Pin 5
Pin 6
Pin 7
Pin 8
white orange
orange
white green
blue
white blue
green
white brown
brown










Gambar : table susunan warna pada kabel UTP straight
Gambar : susunan urutan kabel straight dan RJ-45

C.   Susunan kabel UTP Crossover
Kabel cross over merupakan kabel yang memiliki susunan berbeda antara ujung satu dengan ujung yang lainnya. Kabel dengan kombinasi ini adalah diperuntukkan untuk koneksi peer to peer antara perangkat yang sejenis. Contohnya dari komputer ke komputer, dari komputer ke router, dari switch ke switch, dsb. Gambar dibawah adalah susunan standar kabel crossover


Straight Through Cable
Color Code
Color
Pin 1 
Pin 2
Pin 3
Pin 4
Pin 5
Pin 6
Pin 7
Pin 8
white orange
orange
white green
blue
white blue
green
white brown
brown











Straight Through Cable
Color Code
Color
Pin 3
Pin
6
Pin
1
Pin 4
Pin 5
Pin
2
Pin 7
Pin 8
White green
green
white
orange
blue
white
blue
orange
white brown
brown










Gambar : table susunan warna pada kabel UTP crossover
Gambar : susunan urutan kabel crossover dan RJ-45
D.      Praktek membuat kabel Straight dan Crossover :

1)      Kupas bagian ujung kabel UTP, kira-kira 2 cm
2)      Buka pilinan kabel, luruskan dan urutankan kabel sesuai standar TIA/EIA 368B
3)      Setelah urutannya sesuai standar, potong dan ratakan ujung kabel,
4)      Masukan kabel  yang sudah lurus dan sejajar tersebut ke dalam konektor RJ-45, dan pastikan semua kabel posisinya sudah benar.
5)      Lakukan crimping menggunakan tang crimping, tekan tang crimping, dan pastikan semua pin (kuningan) pada  konektor RJ-45 sudah “menggigit” tiap-tiap kabel.
6)      Setelah selesai pada ujung yang satu, lakukan lagi pada ujung yang lain
7)      Langkah terakhir adalah menge-cek kabel yang sudah kita buat tadi dengan menggunakan LAN tester, caranya masukan masing-masing ujung kabel (konektor RJ-45) ke masing2 port yang tersedia pada LAN tester, nyalakan dan pastikan semua lampu LED menyala sesuai dengan urutan kabel yang kita buat.
8)      Dibawah ini adalah contoh ujung kabel UTP yang telah terpasang konektor RJ-45 dengan benar, selubung kabel (warna biru) ikut masuk kedalam konektor, urutan kabel dari kiri ke kanan (pada gambar dibawah ini urutan pin kabel dimulai dari atas ke bawah).
Gambar : contoh ujung kabel yang benar pada conector RJ-45

















MODUL II
(SHARING FILE DAN FOLDER SERTA PRINTER)

2.1         Tujuan
Tujuan saya membuat Laporan Praktikum Jaringan Komputer (Sharing File dan Folder serta Printer ) adalah agar :
ü Memahami konsep dari Sharing File dan Folder serta Printer,
ü Memahami cara kerja dari Sharing File Dan Folder serta Printer,
ü Mampu mengaplikasikan cara Sharing File dan Folder serta Printer.

2.2         Alat dan Bahan Praktikum
ü 3 buah Switch
ü 2 buah PC / lebih
ü 2 buah Kabel Cross
ü 3 buah Kabel Straight

2.3         Dasar Teori
Sebelum kita melakukan Praktikum kita harus mengenal satu- persatu berbagai hal yang terkait dengan pembahasan pada Laporan Praktikum ini yaitu Sharing File dan Folder serta Printer. Pada bagian ini kita harus mengenal apa itu :

A.  Internet
Internet (Inter-Network) merupakan sekumpulan jaringan komputer yang menghubungkan berbagai macam situs atau jaringan di dunia. Internet menyediakan akses untuk layanan telekomunikasi dan sumber daya informasi untuk jutaan pemakainya yang tersebar di seluruh indonesia karena semakin dibutuhkan internet dalam kehidupan

B.  Jaringan
Jaringan komputer adalah sebuah sistem yang terdiri atas komputer dan perangkat jaringan lainnya yang bekerja bersama-sama untuk mencapai suatu tujuan yang sama. Agar dapat mencapai tujuan yang sama, setiap bagian dari jaringan komputer meminta dan memberikan layanan (service). Pihak yang meminta layanan disebut klien (client) dan yang memberikan layanan disebut pelayan (server). Arsitektur ini disebut dengan sistem client-server, dan digunakan pada hampir seluruh aplikasi jaringan komputer.
C.  Switch
Switch adalah komponen jaringan yang di gunakan untuk menghubungkan beberapa HUB untuk membentuk jaringan yang lebih besar atau menghubungkan komputer-komputer yang mempunyai kebutuhan bandwidth yang besar. Switch sangat mirip dengan Hub, tetapi keduanya berbeda. Pada Switch, paket diteruskan berdasarkan MAC address yang disimpan dalam table MAC Address yang dimiliki Switch. Switch bekerja pada layer 2 pada model OSI. Switch juga dikenal sebagai multiport bridge. Switch juga melakukan penyaringan terhadap data yang melewatinya dengan menggunakan alamat MAC. Dengan adanya filtrasi pada switch ini maka jaringan komputer akan lebih efisien. Hal ini disebabkan pada switch, data akan langsung disalurkan ke port yang menghubungkan dengan komputer yang merupakan tujuan dari data tersebut.

D.  IP Address
IP Address adalah sebuah nomor yang digunakan untuk akses ke Internet atau suatu jaringan komputer. Setiap komputer yang terhubung dengan internet atau jaringan harus memiliki nomor IP yang berbeda (unik). IP itu sendiri ditentukan oleh Subnetmask, fungsi dari subnetmask ini adalah untuk membedakan bagian mana dari IP tersebut disebut network dan bagian mana yang disebut dengan host.
IP Address yang akan kita gunakan adalah IPv4 (IP version 4 ) yang mendefinisikan 32 bit, berarti hanya 232 (4.294.697.296) alamat IPv4 yang tersedia.

2.4         Praktikum
1.         Siapkan 2 komputer yang dalam keadaan on,
2.         Siapkan Kabel LAN,
3.         Lakukan instalasi kabel seperti gambar dibawah ini, indikator akan menyala di kedua lubang LAN,

4.         Setelah selesai menginstalasi kabel UTP seperti diatas, kemudian lakukan settingan IP Address dengan cara seperti berikut :
Ø  masuk Start Menu
Ø  Setting
Ø  Network Connection
Ø  Local Area Connection
5.         Sesudah itu akan muncul tampilan sebagai berikut :
Klik double pada jendela Internet Protocol Version 4 (TCP/IPv4)
6.         Jika sudah dibuka, akan muncul gambar seperti dibawah ini :
7.         Lalu masukkan IP Adress pada kolom kosong seperti pada gambar diatas,
Pada komputer 1:
IP Address        :    192.168.1.1
Subnet mask      :    255.255.255.0
Lalu klik OK, seperti gambar dibawah ini :
8.    Pada komputer 2:
IP Address        :    192.168.1.2
Subnet mask      :     255.255.255.0
Lalu klik OK,
9.         Setelah menyeting IP Address, kita harus lakukan proses ping IP  yang kita gunakan pada komputer 1, dan IP pada komputer 2 yang akan kita sharing tersebut.
Langkah-langkah mengeping IP Address pada komputer adalah sebagai berikut :
ü Klik start dan klik menu Run.. (tekan logo Windows +R) dan ketikkan CMD, seperti gambar dibawah ini :
Kemudian klik OK,
ü  Apabila telah muncul jendela Command Prompt, ketik
*      Ping198.168.1.1 untuk ping ke IP di komputer 1,
*      Ping198.162.1.2 untuk ping ke IP komputer 2,
10.     Setelah lakukan langkah tersebut kita harus memastikan bahwa komputer 1 dan komputer 2 dalam keadaan terhubung, dengan cara klik tombol start dan pilih my komputer,
11.     Setelah melihat tampilan pada my komputer, pilih dan klik Network pada jendela bagian kanan bawah,
12.     Jika sudah terhubung dengan komputer 2, saatnya kita menentukan file atau data yang akan disharing,
13.     Langkah selanjutnya, setelah menentukan file yang akan disharing, klik kanan pada file tersebut dan pilih properties. Lebih jelasnya silahkan lihat pada gambar dibawah ini :
14.  Kemudian akan muncul seerti gambar dibawah ini, selanjutnya pada Tab Sharing, dapat Anda klik Advanced Sharing
15.     Selanjutnya silahkan beri tanda centang pada Share this folder, lalu klik Apply / klik OK

          Itulah langkah-langkah yang kita lakukan agar file atau folder bisa disharing pada komputer 2 atau lebih.
          Adapun hal yang sedikit berbeda dengan melakukan sharing printer. Sharing printer dapat kita lakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut :
1.    Pertama buka “Control Panel” kemudian pilih “Device and Printers”.
2.    Setelah itu pilih printer yang akan kita share ke PC orang lain, kemudian klik kanan dan pilih “Printer Properties” dan selanjutnya pilih tab menu “Sharing”.
3.     Pilih PC yang akan kita ajak share ,Kemudian kita beri check list pada share this printer.
4.     Selanjutnya kita cek di PC 2, apakah printer yang kita share sudah terkirim atau belum.jika sudah maka sharing printer kita telah berhasil.
Begitulah secara singkat pembahasan langkah-langkah dari saya agar bisa melakukan sharing file, folder dan printer.

2.5         Troubleshooting
Ada beberapa macam permasalahan (Troubleshooting) yang terjadi dalam sharing file, data ataupun printer yang harus kita perhatikan.
Berdasarkan pengalaman yang terjadi, itu bisa saja dikarenakan oleh: 
v Windows Firewall yang belum dimatikan(non-aktifkan)
kesalahan tersebut merupakan kesalahan yang paling sering dilakukan saat ingin melakukan sharing pada komputer lain, jika windows firewall belum di non-aktifkan maka kita tak akan bisa sharing file, folder atau printer karena computer 1 tidak dapat membaca keberadaan computer 2 meskipun sudah melakukan penghubungan.
v Kesalahan pengalamatan IP
IP Address dalam jaringan tidak diperbolehkan sama karena merupakan identitas untuk masing-masing komputer dalam jaringan untuk komunikasi data, jika terjadi alamat yang sama maka kedua komputer tidak dapat mengakses jaringan karena terjadi perebutan nomor alamat tersebut
,
v Kesalahan Indentifikasi Client dan server komputer
Penentuan antara komputer server dan komputer client harus jelas untuk jaringan client server, berbeda pada jaringan peer to peer tidak ada penentuan client dan server
,
v DLL.

2.6         Kesimpulan
          Berdasarkan praktikum yang telah saya lakukan, hingga pada penulisan modul praktikum ini, maka dapat saya simpulkan bahwa:

“Pembuatan jaringan komputer sederhana tersebut memiliki beberapa keuntungan, salah     satunya yaitu dengan membuat sebuah jaringan sederhana, kita bisa melakukan sharing file, folder maupun sharing printer dengan mudah ke komputer yang satu ke laptop yang lain..
Dengan demikian kita telah melakukan pembagian sumber daya,
Terima Kasih”.





















                                                                                       

MODUL III
(PENGALAMATAN PADA JARINGAN KOMPUTER)

3.1       Tujuan
Tujuan dari Laporan Praktikum yang saya buat ini adalah untuk sebagai :
ü Memahami konsep dasar Pengalamatan pada Jaringan Komputer,
ü Memahami cara kerja dari Jaringan Komputer, dan
ü Mampu mengaplikasikan cara Pengalamatan pada Jaringan Komputer

3.2       Alat dan Bahan Praktikum
1.    3 buah PC / Laptop,
2.    3 buah Switch,
3.    6 buah kabel Straight,
4.    3 buah kabel Crossover, dan
5.    3 buah Mikrotik Router.

3.3       Dasar Teori
Sebelum kita melakukan pratikum kita yaitu “Pengalamatan pada Jaringan Komputer”, kita harus memahami definisi dari setiap komponen yang berkaitan seperti pada peralatan dan bahan yang kita siapkan untuk melakukan praktikum kita dan juga masih ada banyak hal, agar saat kita melakukan praktikum ini kita bisa memahami dan mengerti, hal dan bahan-bahan tersebut adalah sebagai berikut :

1.    MikroTik Router
MikroTik Router, merupakan sistem operasi Linux base yang diperuntukkan sebagai network router. Didesain untuk memberikan kemudahan bagi penggunanya. Administrasinya bisa dilakukan melalui Windows Application (WinBox). Selain itu instalasi dapat dilakukan pada Standard komputer PC (Personal Computer). PC yang akan dijadikan router mikrotik pun tidak memerlukan resource yang cukup besar untuk penggunaan standard, misalnya hanya sebagai gateway. Untuk keperluan beban yang besar (network yang kompleks, routing yang rumit) disarankan untuk mempertimbangkan pemilihan resource PC yang memadai.


2.    Subnet Mask (Subneting)
Subnet Mask (Subnetting) adalah proses memecah suatu  IP jaringan ke sub jaringan yang lebih kecil yang disebut "subnet.", setiap subnet deskripsi non-fisik (atau ID) untuk jaringan-sub fisik (biasanya jaringan beralih dari host yang mengandung satu  router -router dalam jaringan multi). Subnet juga dapat digunakan untuk menentukan jumlah host suatu jaringan, contohnya jika IP Address = 192.168.1.0 yang merupakan IP Kelas C, memiliki Subnet Mask 255.255.255.0, maka IP Address ini memiliki range IP sebanyak 254 host yang artinya jaringan ini dapat menampung 254 komputer yang saling terhubung. Jika kita menginginkan jaringan yang hanya mampu menampung host secara terbatas, maka kita harus memodifikasi Subnet Mask IP tersebut. Caranya yakni dengan mengubah nilai kelompok ke-4 Subnet Mask.
3.    Ping
Ping (sering disebut sebagai singkatan dari Packet Internet Gopher) adalah sebuah program utilitas yang dapat digunakan untuk memeriksa Induktivitas jaringan berbasis teknologi Transmission Control Protocol/Internet Protocol (TCP/IP). Dengan menggunakan utilitas ini, dapat diuji apakah sebuah komputer terhubung dengan komputer lainnya. Hal ini dilakukan dengan mengirim sebuah paket kepada alamat IP yang hendak diujicoba konektivitasnya dan menunggu respon darinya.
4.    IP Address
IP Address adalah deretan angka biner antar 32-bit sampai 128-bit yang dipakai sebagai alamat identifikasi untuk tiap komputer host dalam jaringan Internet. Panjang dari angka ini adalah 32-bit (untuk IPv4 atau IP versi 4), dan 128-bit (untuk IPv6 atau IP versi 6) yang menunjukkan alamat dari komputer tersebut pada jaringan Internet berbasis TCP/IP.
5.    Internet Protocol Suite (TCP/IP)
Internet Protocol Suite (TCP/IP) adalah standar komunikasi data yang digunakan oleh komunitas internet dalam proses tukar-menukar data dari satu komputer ke komputer lain di dalam jaringan Internet. Protokol ini tidaklah dapat berdiri sendiri, karena memang protokol ini berupa kumpulan protokol (protocol suite). Protokol ini juga merupakan protokol yang paling banyak digunakan saat ini.
Data tersebut diimplementasikan dalam bentuk perangkat lunak (software) di sistem operasi. Istilah yang diberikan kepada perangkat lunak ini adalah TCP/IP stack.
Protokol TCP/IP menggunakan dua buah skema pengalamatan yang dapat digunakan untuk mengidentifikasikan sebuah komputer dalam sebuah jaringan atau jaringan dalam sebuah internetwork, salah satunya yakni sebagai berikut :
§ Pengalamatan IP:
yang berupa alamat logis yang terdiri atas 32-bit (empat oktet berukuran 8-bit) yang umumnya ditulis dalam format www.xxx.yyy.zzz. Dengan menggunakan Subnet mask yang diasosiasikan dengannya, sebuah alamat IP pun dapat dibagi menjadi dua bagian, yakni Network Identifier (NetID) yang dapat mengidentifikasikan jaringan lokal dalam sebuah internetwork dan Host identifier (HostID) yang dapat mengidentifikasikan host dalam jaringan tersebut.
Contoh : alamat 192.168.0.1 dapat dibagi dengan menggunakan subnet mask 255.255.255.0 ke dalam Network ID 192.168.0.0 dan Host ID 254.
Alamat IP merupakan kewajiban yang harus ditetapkan untuk sebuah host, yang dapat dilakukan secara manual (statis) atau menggunakan Dynamic Host Configuration Protocol (DHCP) (dinamis).

6.    Internetwork
Internetwork (Antar Jaringan) adalah sebuah istilah yang merujuk kepada penghubungan dua buah segmen jaringan atau lebih dengan menggunakan sebuah router, sehingga terbuatlah satu buah jaringan yang lebih besar. Paket-paket yang datang dari salah satu jaringan yang tergabung dengan internetwork akan diteruskan ke jaringan tujuannya oleh router, dengan menggunakan proses routing. Teknik ini juga merupakan teknik yang sama yang digunakan untuk menghubungkan antar jaringan di dalam jaringan Internet.









3.4       Praktikum
Langkah-langkah dan cara melakukan praktikum adalah sebagai berikut :
1.         Langkah yang pertama, kita harus mengetahui bahwa PC atau computer telah terhubung dengan Mikrotik dan Switch dengan menggunakan kabel berikut :
ð  Kabel Straight dipasang pada computer ke switch, dan dari switch ke mikrotik berdasarkan keguanaannya, dan
ð  Kabel Crossover dipasang pada mikrotik dan mikrotik berdasarkan kegunaannya.
2.         Setelah sudah memastikan kabel seperti langkah sebelumnya, kemudian lakukan settingan IP Address dengan cara seperti berikut :
Ø  masuk Start Menu
Ø  Setting
Ø  Network Connection
Ø  Local Area Connection
3.         Sesudah itu akan muncul tampilan sebagai berikut :
Klik double pada jendela Internet Protocol Version 4 (TCP/IPv4),
4.         Jika sudah dibuka, akan muncul gambar seperti dibawah ini :
5.         Lalu masukkan IP Adress pada kolom kosong seperti pada gambar diatas,
v  Pada komputer 1 :         192.168.0.1
            Subnet mask        :         255.255.255.0
v Pada komputer 2 :          192.168.0.33
Subnet mask        :         255.255.255.0
v Pada komputer 3 :          192.168.0.77
Subnet mask        :         255.255.255.0, lalu OK
6.         Sesudah masukkan IP Address pada setiap komputer tadi seperti yang ditunjukan pada langkah sebelumnya, kemudian  kita mulai melakukan proses ping IP yang kita gunakan pada computer 1, computer 2, dan computer 3 yang sebelumnya sudah diberi alamat IP masing.
Langkah-langkah pengePingan IP dapat dilakukan dengan cara berikut :
*      Klik start dan klik menu Run.. (tekan logo Windows +R) dan ketikkan CMD, seperti gambar dibawah ini :
Kemudian klik OK,
*     Apabila telah muncul jendela Command Prompt, ketik :
ð  Ping198.168.0.1 untuk ping ke IP di komputer 1,
ð  Ping198.162.0.33 untuk ping ke IP komputer 2, dan
ð  Ping198.162.0.77 untuk ping ke IP komputer 3,
7.         Jika proses pengePingan IP tidak berhasil atau terjadi kesalahan, anda harus kembali melihat pada jendela IP Address seperti yang dilakukan pada langkah ke 2, dan langkah ke 3 diatas, dan klik kanan pada Local Area Network, kemudian pilih jendela Disabled, hal ini membuat Local Area Network menjadi off atau tidak dapat menggunakan. Setelah itu kembalikan Local Area Network pada keadaan on atau Enabled seperti anda lakukan tadi.
8.         Setelah itu coba untuk mengeping kembali dengan mengikuti langkah ke 6 diatas,
9.         Setelah proses PengePingan IP berhasil, itu berarti dari ketiga komputer tersebut sudah saling terhubung,
10.     Dan langkah selanjutnya anda harus mengganti Subnet mask pada masing-masing komputer yang sudah terhubung tersebut, langkah-langkah mengganti Subnet mask dapat anda lihat pada langkah 3 dan 4,
11.     Jika sudah muncul gambar seperti pada langkah ke 4 diatas maka selanjutnya anda harus mengganti Subnet mask yang sudah terisi 255.255.255.0 dengan Subnet mask yang baru yaitu 255.255.255.128 pada ketiga komputer atau PC, kemudian klik OK,
12.     Setelah anda mengganti Subnet mask pada masing-masing komputer atau PC, kemudian anda harus melakukan PengePingan IP pada masing-masing  komputer agar kita dapat melihat apakah terjadi perubahan atau tidak sama sekali. Proses pengePingan IP dapat anda lihat langkah ke 6,
13.     Pada langkah tersebut kita akan tau bahwa dari setiap komputer yang terhubung tidak mengalami perbedaan atau perubahan, karena Subnet mask yang dipakai masih bisa menampung host yang lebih dari 100-126,
14.     Sejauh ini kita telah melakukan 2 proses pengalamatan IP, dan selanjutnya kita akan melakukan pengalamatan IP yang ketiga diamana kita harus melakukan penyetingan IP atau mengganti Subnet mask, penggantian Subnet mask dapat anda lakukan dengan melihat langkah ke 3 dan 4, pada kolom Subnet mask yang sudah diisi 255.255.255.128 pada langkah ke 11 dapat anda ganti dengan Subnet mask yang baru yaitu 255.255.255.192 pada masing-masing komputer, kemudian klik OK,
15.     Kemudian melakukan pengePingan IP pada masing-masing komputer, pengePingan IP dapat kita lihat pada langkah ke 6,
16.     Dan apakah yang terjadi setelah proses pengePingan IP tadi??
Dalam hal ini yang terjadi adalah masing-masing komputer tidak akan bisa berhubungan seperti awalnya, karena dari masing-masing Subnet mask yang telah diganti pada masing-masing komputer, hal ini membuat kita bertanya-tanya,apakah yang terjadi??
17.     Pada langkah tersebut kita akan melihat perubahan yang terjadi karena dari ketiga komputer tersebut akan ada salah satu komputer yang tidak dapat terhubung, itu disebabkan karena pada Subnet mask yang sudah diganti, permasalahan tersebut akan anda ketahui pada bab selanjutnya yang akan dibahas tentang permasalahan tersebut,
18.     Dan langkah selanjutnya anda harus melakukan pengalamatan yang terakhir yaitu yang ketiga kali, dimana kita harus mengganti Subnet mask lagi pada masing-masing komputer, proses tersebut dapat anda lihat pada langkah ke 3 dan 4, dan pada kolom Subnet mask yang sudah diisi 255.255.255.192 pada langkah ke 14 dapat anda ganti dengan yang baru yaitu 255.255.255.224 pada masing-masing komputer lalu klik OK,
19.     Dan kemudian lakukan pengePingan IP pada masing-masing komputer, dapat dilihat pada langkah ke 6,
20.     Setelah itu kita melihat perubahan lagi yang terjadi bahwa masing-masing komputer tersebut tidak dapat berkomunikasi kembali seperti awalnya dimulai.
3.5   CIDR (Classless Inter-Domain Routing)
Classless Inter-Domain Routing (CIDR) adalah sebuah cara alternatif untuk mengklasifikasikan alamat-alamat IP berbeda dengan sistem klasifikasi ke dalam kelas A, kelas B, kelas C, kelas D, dan kelas E. CIDR merupakan mekanisme routing yang lebih efisien dibandingkan dengan cara yang asli, yakni dengan membagi alamat IP jaringan ke dalam kelas-kelas A, B, dan C. Masalah yang terjadi pada sistem yang lama adalah bahwa sistem tersebut meninggalkan banyak sekali alamat IP yang tidak digunakan.
CIDR dikembangkan sebagai sebuah cara untuk menggunakan alamat-alamat IP yang tidak terpakai tersebut untuk digunakan di mana saja.
Dengan cara yang sama, kelas C yang secara teoritis hanya mendukung 254 alamat tiap jaringan, dapat menggunakan hingga 32766 alamat IP, yang seharusnya hanya tersedia untuk alamat IP kelas B.
Lebih jelasnya lihat table CIDR dibawah ini :
MODUL IV
(MENENTUKAN IP ADDRESS)

Ketentuan :
1.        Suatu kampus memiliki ruangan sebagai berikut :
ü  Gedung A
ü  Gedung B
ü  Gedung C
ü  Gedung D
Diminta :
1.        Membangun jaringan dengan ketentuan :
A.       Gedung A ada 6 PC
B.       Gedung B ada 24 PC
C.       Gedung C ada 12 PC
D.       Gedung D ada 36 PC
2.        Masing-masing gedung mempunyai segment sendiri-sendiri
3.        Masing-masing gedung bisa berkomunikasi dengan gedung yang lainnya melalui Router
4.        Tentukan alokasi IP Address sesuai kebutuhan.

4.1    PRAKTIKUM
1.        Sebelum memulai lebih jauh kita harus menentukan IP Address pada masing-masing gedung yang memiliki PC seperti ketentuan diatas.
A.       Gedung A ada 6 PC, jadi IP Address yang dipakai pada gedung ini adalah sebagai berikut:
Ø  192.168.7.1/29 s/d 192.168.7.6/29
B.       Gedung B ada 24 PC, jadi IP Address yang dipakai pada gedung ini adalah sebagai berikut:
Ø  192.168.6.1/27 s/d 192.168.6.24/27
C.       Gedung C ada 12 PC, jadi IP Address yang digunakan pada gedung ini adalah sebagai berikut:
Ø  192.168.5.1/28 s/d 192.168.5.12/28
D.       Gedung D ada 36 PC, jadi IP Address yang digunakan pada gedung ini adalah sebagai berikut:
Ø  192.168.8.1/26 s/d 192.168.8.36/26
Jika ketentuan diatas membingungkan, kita bisa lihat pada table seperti dibawah ini:
Gambar : Table CIDR















MODUL V
(MEMBUAT JARINGAN SEDERHANA)

5.1         Praktikum
Langkah-langkah dan cara melakukan praktikum adalah sebagai berikut :
·         Masukan komponen-komponen yang akan,seperti gmbar berikut:
·         Setelah itu masukan IP ke masing-masing PC yang digunakan,dengan langkah sebagai berikut:
o   Klik pada PC yang akan diisi IP,kemudian pilih Config,seperti gambar berikut:

              Kemudian pilih fastethernet,pada IP Cofiguration kita pilih Static, setelah itu pada IP address kita masukan IPnya,pada praktikum ini kami menggunakan IP :  172.16.0.2/24.
              selesai menyeting IPnya,kemudian kita pilih setting,kemudian pada gatewaynya kita masukan IP gateway,pada praktikum ini kami gunakan IP:172.16.0.1/24

            Lakukan langkah tersebut hingga pada PC ke-6, dengan masing-masing IP yaitu:
§   PC 1 è  IP address: 172.16.0.2/24 dan gateway : 172.16.0.1
§   PC 2 è  IP address: 172.16.0.3/24 dan gateway : 172.16.0.1
§   PC 3 è  IP address: 172.16.1.2/24 dan gateway : 172.16.1.1
§   PC 4 è  IP address: 172.16.1.3/24 dan gateway : 172.16.1.1
§   PC 5 è  IP address: 172.16.2.2/24 dan gateway : 172.16.2.1
§   PC 6 è  IP address: 172.16.2.3/24 dan gateway : 172.16.2.1
            Setelah memasukan semua IP ke masing-masing PC,selanjutnya kita masuk ke router. Sebelum kita mulai menyeting IPnya,kita terlebih dahulu menambah port ke dalam router 2, karena di router tersebut membutuhkan lebih dari 2 port. Langkah-langkahnya yaitu:
Klik pada gambar mikrotik,lalu pilih Physical,kemudian drag wic-1enet ke dalam port yang kosong di router.
            Setelah menambah port di router 2,baru kita mulai menyeting IPnya,di mulai dari router 1,langkah-langkah sebagai berikut:
Klik router 1 kemudian pilih CLI,kemudian kita masukan command-commandnya sebagai berikut:






Setelah di route1,kemudian lanjut ke route2, sebagai berikut:
Setelah di route2 ,kemudian lanjutkan ke route3,sebagai berikut:




                    Setelah selesai menyeting ip,selanjutnya kita melakukan proses ip route, pertama kita lakukan dari route1,sebagai berikut:
Kemudian lanjutkan melakukan ip route di router2,sebagai berikut:
Dan yang terakhir di router3,sebagai berikut:
              Setelah semua selesai,selanjutnya kita mencoba ngeping dari PC1 ke PC yang lain,seperti gambar berikut:
Jika tampilan seperti gambar dibawah ini, maka diharapkan anda mengerti dan melihat kembali dari awal, tampilan dibawah ini adalah tampilan yang gagal dan anda harus merubah kembali IP ataupun apa yang belum anda masukkan.
Jika semua telah terhubung,maka jaringan yang dibuat telah berhasil.














MODUL VI
(PENGALAMATAN IP MENGGUNAKAN CLI)

6.1         Tujuan
Ø  Agar mahasiswa memahami cara membuat IP Address menggunakan Packet Tracer
Ø  Agar mahasiswa mengerti alur dari pembuatan tersebut
6.2         Landasan Teori
Saat ingin melakukan pengalamatan IP (khususnya pada computer dan mikrotik router) ada baiknya kita mengenal apa itu Mikrotik Router.
A.           Mikrotik Router
Mikrotik Router adalah sebuah software atau perangkat lunak yang digunakan untuk merancang jaringan sederhana pada computer tanpa harus menggunakan kabel dan Mikrotik itu sendiri secara fisik.
B.            CLI
CLI adalah sebuah tool yang ada pada Mikrotik Router yang berguna untuk menghubungkan computer yang satu dengan yang lainnya,mikrotik satu dengan mikrotik yang lainnya menggunakan logika (codingan).

6.3         Praktikum
Langkah pertama dalam melakukan praktikum ini adalah:
ü  Menyiapkan software Packet Tracer
ü  Menjalankan Packet Tracer
ü  Mendesign apa yang dibutuhkan menggunakan tools-tools yang terdapat pada Packet Tracer
ü  Melakukan penghubungan antara 1 objek dengan objek yang lainnya
Selengkapnya mari kita lihat gambar dibawah ini serta langkah-langkahnya :
1.    Menyiapkan dan menjalankan Packet Tracer
Pada langkah yang paling awal ini kita perlu menjalankan software yang akan kita gunakan dalam praktikum ini, halaman awal saat anda sudah menjalankan software tersebut kurang lebih seperti gambar  dibawah ini:
Gambar 1.1 : tampilan awal Packet Tracer
2.    Mendesign
Setelah menjalankan software tadi dan sudah melihat tampilan awal pada software itu sendiri saatnya anda melakukan design atau merancang apa yang diperlukan saat anda akan melakukan hal yang kita bahas pada laporan ini, lebih jelasnya lihat gambar dibawah ini :
Gambar 1.2 : Mendesign Packet Tracer
3.    Menghubungkan
Setelah tahap mendesign, kita harus melakukan penghubungan antara router ke router, dan computer ke computer seperti gambar dibawah ini:
Gambar 1.3 : melakukan penghubungan
            Dalam penghubungan ini kita menggunakan tools yang digambar seperti Z terbalik pada pojok bawah bagian kiri yang mempunyai warna unik dari yang lainnya.
4.    Memberikan alamat IP pada computer
Sebelum kita membahas lebih jauh tentang pengalamatan IP pada computer menggunakan tools CLI, kita harus memberikan IP pada salah satu objek diatas, baik pada computer maupun mikrotik itu sendiri.
Tapi pada praktikum kali ini kita melakukan pengalamatan IP pada computer terlebih dahulu sebelum memberikan IP tersebut pada mikrotik. Langkah-langkahnya adalah sbb:
*             Doble klik pada gambar computer,
*             Setelah itu pilih Config pada tab menu,
*             Selanjutnya pilih fastethernet, seperti pada gambar berikut :
*             Setelah memberikan IP Address pada computer, selanjutnya pilih tools settings dan masukkan gateway dari IP itu sendiri seperti pada gambar dibawah ini:
*             Setelah melakukan hal demikian, keluar dari menu tersebut, dan lakukan pada computer lainnya seperti pada pembahasan diatas, berikan IP Address dan gateway pada computer itu.
5.    Setelah melakukan pengalamatan IP pada kedua computer diatas, barulah kita akan memasuki hal terpenting dalam laporan tersebut dimana kita membahas bagaimana melakukan pemberian IP Address pada Mikrotik Router menggunakan perintah CLI.
Langkah-langkah melakukan hal tersebut adalah sbb:
*   Lakukan doble klik pada gambar mikrotik, lalu pilih menu CLI seperti gambar dibawah ini:
*   Setelah melakukan hal seperti diatas, lalu tekan keyword enter hingga tulisan menjadi Router >, lalu ketikkan enable dan tekan enter lagi untuk kedua kalinya hingga tampilan seperti Router#, selengkapnya lihat pada gambar dibawah ini :
*   Langkah selanjutnya tuliskan perintahnya sebagai berikut :
Router#configure terminal
Router (config)# ip route 192.168.1.1 255.255.255.0 10.10.1.2
*   Langkah ini juga berguna untuk mikrotik lainnya,untuk memberikan IP pada mikrotik tersebut. Ketikan perintah seperti yang diatas saat ingin melakukan pemberian IP  pada mkrotik.
*   Selanjutnya kita pasti berpikir bagaimana cara agar computer A dan computer B bisa terhubung?? Nah pada langkah selanjutnya kita akan membahas bagaimana agar komputer-komputer  tersebut bisa terhubung melalui command line pada mikrotik.
*   Langkah-langkah melakukan routing static dalam command line (CLI) adalah sbb:
-          enable
-          configure terminal
-          ip route 192.168.1.0 255.255.255.0 10.10.1.2
-          no shutdown
-          exit
-          exit
*   Setelah melakukan hal demikian, saatnya kita melakukan pengepingan pada masing-masing computer ke masing-masing router yang sudah didesign pada packet tracer seperti langkah sebelumnya diatas. Lakukan pengetikan pada command line yang terdapat pada computer seperti dibawah ini :
ü  Ping 192.168.1.1
ü  Ping 10.10.1.2
ü  Ping pada IP computer 2
ü  Ping pada router 2.
*   Setelah semuanya sudah terhubung dengan perintah diatas, maka pembuatan jaringan pada CLI anda sudah berhasil.
Sekian laporan praktikum ini saya buat, semoga ini bermanfaat bagi saya sendiri dan orang yang membaca laporan ini.





















MODUL VII
(ROUTER RIP)
7.1         Tujuan
Ø  Agar mahasiswa mengerti dan memahami apa itu Routing Dinamis
Ø  Agar mahasiswa mengetahui hal-hal dan jenis-jenis serta bagian  pada Routing Dinamis
Ø  Agar mahasiswa memahami cara membuat pengalamatan IP Address menggunakan Packet Tracer
Ø  Agar mahasiswa mengerti alur dari pembuatan tersebut
7.2         Landasan Teori
Routing Dinamis adalah penerusan paket-paket ketika menggunakan suatu protocol (aturan - aturan) untuk menemukan jaringan lainnya dan meng-update table routing (daftar jalur) pada Router.
a.    Keuntungan Routing Dinamis diantaranya :
·      Hanya mengenalkan alamat yang terhubung langsung dengan routernya (kaki-kakinya).
·      Tidak perlu mengetahui semua alamat network yang ada.
·      Bila terjadi penambahan suatu network baru tidak perlu semua router mengkonfigurasi. Hanya router-router yang berkaitan.
b.    Kerugian Routing Dinamis diantaranya :
·       Beban kerja router lebih berat karena selalu memperbarui ip table pada setiap waktu tertentu.
·       Kecepatan pengenalan dan kelengkapan ip table terbilang lama karena router membroadcast ke semua router sampai ada yang cocok sehingga setelah konfigurasi harus menunggu beberapa saat agar setiap router mendapat semua alamat IP yang ada.
c.    Macam-macam protocol Routing Dinamis adalah sebagai berikut :
-          RIP        (Routing Information Protocol)
-          IGRP     (Interior Gateway Routing Protocol) 
-          OSPF   (Open Short Path First) 
-          EIGRP  (Enhanced Interior Gateway Routing Protocol) 
-          BGP      (Border Gateway Protocol) 
Dalam Praktikum kali ini kita akan menggunakan protocol OSPF(Open Short Path First) karena protocol ini lebih banyak digunakan oleh kaum awam, dan lebih mudah.
7.3         Praktikum
Langkah-langkah sebelumnya tentang Packet Tracer telah kita bahas pada laporan sebelumnya, jadi saya pikir tidak ada masalah lagi dalam menyiapkan dan menjalankan software tersebut. Langkah-langkah dibawah ini sangat penting dalam membuat suatu jaringan sederhana dengan menghubungkan tiap-tiap computer dengan menggunakan Router dan Switch sebagai penghubung. Sebelum kita melangkah lebih jauh pada pembahasan selanjutnya kita harus membuat konfigurasi interface dari topologinya sendiri, nah ini dia langkah-langkahnya :
1.      Mendesain topologi dengan menggunakan software Packet Tracer :
§  4 buah router 1841
§  4 buah switch 2950-24
§  4 buah PC Generic
§  8 buah kabel Connections, dan
§  3 bauh kabel Serial DTE
Kurang lebih gambarnya seperti dibawah ini :
2.      Setelah  membuat desain seperti pada langkah sebelumnya, pastikan semua computer, mikrotik, dan switch terhubung. Cara menghubungkannya adalah memberikan alamat IP Address pada masing-masing perangkat. Berikut cara memberikan IP Address pada masing-masing perangkat adalah sebagai berikut :

ü  Buka Command Prompt pada computer 1 caranya :
Klik double pada computer – config – fastEthernet – masukkan alamat IP pada kolom IP Address – ketik 172.16.1.2, netmask: 255.255.255.0, jangan lupa untuk mengisi gateway pada computer tersebut, caranya: klik seting – gateway isi pada kolom gateway IP : 172.16.1.1.
ü  Buka Command Prompt pada computer 2 caranya :
Klik double pada computer – config – fastEthernet – masukkan alamat IP pada kolom IP Address – ketik 172.16.2.2, netmask: 255.255.255.0, jangan lupa untuk mengisi gateway pada computer tersebut, caranya: klik seting – gateway isi pada kolom gateway IP : 172.16.2.1.
ü  Buka Command Prompt pada computer 3 caranya :
Klik double pada computer – config – fastEthernet – masukkan alamat IP pada kolom IP Address – ketik 172.16.3.2, netmask: 255.255.255.0, jangan lupa untuk mengisi gateway pada computer tersebut, caranya: klik seting – gateway isi pada kolom gateway IP : 172.16.3.1.
ü  Buka Command Prompt pada computer 4 caranya :
Klik double pada computer – config – fastEthernet – masukkan alamat IP pada kolom IP Address – ketik 192.16.4.2, netmask: 255.255.255.0, jangan lupa untuk mengisi gateway pada computer tersebut, caranya: klik seting – gateway isi pada kolom gateway IP : 192.16.4.1.
3.      Setelah itu buka dan masukkan IP pada router 1, 2, 3 dan 4, caranya:
ü  Klik double pada router 1 terus pilih config – fastethernet 0/0 isikan IP berikut: 172.16.1.1, dan pada serial yang menghubungkan pada router setelahnya, isikan IP berikut: 172.16.4.1, dan jangan lupa untuk memasukkan netmask pada tiap-tiap router dengan IP berikut: 255.255.255.248.
ü  Klik double pada router 2 terus pilih config – fastethernet 0/0 isikan IP berikut: 172.16.2.1, dan pada serial yang menghubungkan pada router 1 dan setelahnya, isikan IP berikut: 172.16.4.2 dan 172.16.5.1, dan jangan lupa untuk memasukkan netmask pada tiap-tiap router dengan IP berikut:255.255.255.248
ü  Klik double pada router 3 terus pilih config – fastethernet 0/0 isikan IP berikut: 172.16.1.1, dan pada serial yang menghubungkan pada router 2 dan setelahnya, isikan IP berikut: 172.16.5.2, dan 172.16.6.1, dan jangan lupa untuk memasukkan netmask pada tiap-tiap router dengan IP berikut: 255.255.255.248
ü  Klik double pada router 4 terus pilih config – fastethernet 0/0 isikan IP berikut: 192.16.4.1, dan pada serial yang menghubungkan pada router setelahnya, isikan IP berikut: 192.16.6.2, dan jangan lupa untuk memasukkan netmask pada tiap-tiap router dengan IP berikut: 255.255.255.248
Nah, sekarang tampilan desain simulasinya akan terlihat seperti pada gambar dibawah ini:
4.      Setelah melakukan seperti hal diatas, selanjutnya kita membuat routing RIP pada tiap-tiap router agar semua komputer bisa saling terhubung, karena dari masing-masing router tidak akan terhubung jika pengalamatan IP yang diberikan berbeda, kecuali dari masing-masing komputer dan router mmenggunakan IP dengan subnetmask yang sama, seperti 255.255.255.0 itu secara otomatis semua IP dari masing-masing router dan komputer akan terhubung, karena IP ini berlaku untuk semua class IP. Berikut langkah-langkahnya :
ð  Buka router 1 – CLI – dan ketikkan seperti gambar dibawah ini:
ð  Dan selanjutnya untuk router 2, 3 dan 4, lakukan seperti langkah sebelumnya seperti gambar dibawah ini:
ð  Dalam hal ini router RIP berlaku untuk semua router yang sama karena dari kasus yang kita ambil, bahwa semua jaringan itu sama, maka lakukanlah seperti hal diatas.

5.      Langkah selanjutnya adalah mencoba simulasi yang sudah kita buat tadi dengan cara menge-ping dari tiap-tiap komputer ke tiap-tiap Router, dan ke komputer lain dengan menggunakan command prompt yang sudah tersedia pada Packet Tracer  itu sendiri, caranya adalah sebagai berikut:
*      Buka komputer 1(double klik pada komputer 1) pilih desktop – command prompt dan ketikkan seperti dibawah ini :
Ping 172.16.1.1
Ping 172.16.4.1
Ping 172.16.2.1
Ping 172.16.2.2
*      Buka komputer 2(double klik pada komputer 1) pilih desktop – command prompt dan ketikkan seperti dibawah ini :
Ping 172.16.2.1
Ping 172.16.4.2
Ping 172.16.3.1
Ping 172.16.1.2

*      Buka komputer 3(double klik pada komputer 1) pilih desktop – command prompt dan ketikkan seperti dibawah ini :
Ping 172.16.3.1
Ping 172.16.5.1
Ping 172.16.2.1
Ping 172.16.2.2
*      Buka komputer 1(double klik pada komputer 1) pilih desktop – command prompt dan ketikkan seperti dibawah ini :
Ping 192.16.4.1
Ping 192.16.6.1
Ping 172.16.2.1
Ping 172.16.3.2
Ping 172.16.4.1
6.      Jika semua terhubung akan ada tulisan seperti gambar dibawah ini :
            Jika tulisannya seperti ini:
            Artinya desain jaringan yang anda buat tadi masih terdapat kesalahan memasukkan IP atau sejenisnya, solusinya yah mau nggak mau harus mengulang kembali mengisi IP pada tiap-tiap komputer ataupun router-router agar bisa saling terhubung kembali, caranya bisa dilihat pada langkah ke 2.
MODUL VIII
(ROUTER OSPF)

8.1    Tujuan Penulisan
  Tujuan dari Laporan Praktikum yang saya buat ini adalah untuk sebagai :
ü Memahami konsep dasar Routing Dinamis (RIP dan OSPF) pada Jaringan Komputer.
ü Memahami cara kerja dari Routing Dinamis (RIP dan OSPF).
ü Mampu mengoperasikan Routing Dinamis (RIP dan OSPF) pada Jaringan Komputer.
8.2    Alat dan Bahan Praktikum
ü  1 buah laptop yang sudah terinstall software Packet Tracer
8.3    Dasar Teori
A.       Routing Dinamis
Routing Dinamis adalah fungsi dari routing protocol yang berkomunikasi dengan router yang lain untuk saling meremajakan (update) tabel routing yang ada. Dengan demikian, administrator tidak perlu melakukan updating jalur (path) jika terjadi perubahan jalur transmisi (path). Dynamic routing umumnya digunakan untuk jaringan komputer yang besar dan lebih kompleks.
B.       Keuntungan dan Kerugian Router Dinamis
          Keuntungan routing dinamis diantaranya :
ü   Hanya mengenalkan alamat yang terhubung langsung dengan routernya (kaki-kakinya).
ü   Tidak perlu mengetahui semua alamat network yang ada.
ü   Bila terkadi penambahan suatu network baru tidak perlu semua router mengkonfigurasi. Hanya router-router yang berkaitan.
  Kerugian routing dinamis diantaranya :
ü   Beban kerja router lebih berat karena selalu memperbarui IP table pada setiap waktu tertentu.
ü   Kecepatan pengenalan dan kelengkapan ip table terbilang lama karena router membrodcast ke semua router sampai ada yang cocok sehingga setelah konfigurasi harus menunggu beberapa saat agar setiap router mendapat semua alamat IP yang ada.
C.       Jenis Routing Dinamis
1.        Distance Vector yaitu proses routing berdasarkan arah dan jarak.
2.        Link State yaitu proses yang membangun topologi databasenya sendiri.
D.       Macam-macam Protokol Routing Dinamis
1.      RIP (Routing Information Protocol) yaitu routing yang paling sering digunakan karena sangat simple. RIP (Routing Information Protocol) merawat daftar jarak tempuh ke network-network lain berdasarkan jumah hop, yakni jumlah router yang harus dilalui oleh paket-paket untuk mencapai address tujuan. RIP dibatasi hanya sampai 15 hop. Broadcast di-update dalam setiap 30 detik untuk semua RIP router guna menjaga integritas. RIP cocok diimplementasikan untuk jaringan kecil. RIP termasuk dalam protokol distance-vector, sebuah protokol yang sangat sederhana. Protokol distance-vector sering juga disebut protokol Bellman-Ford, karena berasal dari algoritma perhitungan jarak terpendek oleh R.E. Bellman, dan dideskripsikan dalam bentuk algoritma-terdistribusi pertama kali oleh Ford dan Fulkerson.
Setiap router dengan protokol distance-vector ketika pertama kali dijalankan hanya mengetahui cara routing ke dirinya sendiri (informasi lokal) dan tidak mengetahui topologi jaringan tempatnya berada. Router kemudia mengirimkan informasi lokal tersebut dalam bentuk distance-vector ke semua link yang terhubung langsung dengannya. Router yang menerima informasi routing menghitung distance-vector, menambahkan distance-vector dengan metrik link tempat informasi tersebut diterima, dan memasukkannya ke dalam entri forwarding table jika dianggap merupakan jalur terbaik. Informasi routing setelah penambahan metrik kemudian dikirim lagi ke seluruh antarmuka router, dan ini dilakukan setiap selang waktu tertentu. Demikian seterusnya sehingga seluruh router di jaringan mengetahui topologi jaringan tersebut.
Protokol distance-vector memiliki kelemahan yang dapat terlihat apabila dalam jaringan ada link yang terputus. Dua kemungkinan kegagalan yang mungkin terjadi adalah efek bouncing dan menghitung-sampai-tak-hingga (counting to infinity). Efek bouncing dapat terjadi pada jaringan yang menggunakan metrik yang berbeda pada minimal sebuah link. Link yang putus dapat menyebabkan routing loop, sehingga datagram yang melewati link tertentu hanya berputar-putar di antara dua router (bouncing) sampai umur (time to live) datagram tersebut habis.
Menghitung-sampai-tak-hingga terjadi karena router terlambat menginformasikan bahwa suatu link terputus. Keterlambatan ini menyebabkan router harus mengirim dan menerima distance-vector serta menghitung metrik sampai batas maksimum metrik distance-vector tercapai. Link tersebut dinyatakan putus setelah distance-vector mencapai batas maksimum metrik. Pada saat menghitung metrik ini juga terjadi routing loop, bahkan untuk waktu yang lebih lama daripada apabila terjadi efek bouncing.
RIP tidak mengadopsi protokol distance-vector begitu saja, melainkan dengan melakukan beberapa penambahan pada algoritmanya agar routing loop yang terjadi dapat diminimalkan. Split horizon digunakan RIP untuk meminimalkan efek bouncing. Prinsip yang digunakan split horizon sederhana: jika node A menyampaikan datagram ke tujuan X melalui node B, maka bagi B tidak masuk akal untuk mencapai tujuan X melalui A. Jadi, A tidak perlu memberitahu B bahwa X dapat dicapai B melalui A.
Untuk mencegah kasus menghitung-sampai-tak-hingga, RIP menggunakan metode Triggered Update. RIP memiliki timer untuk mengetahui kapan router harus kembali memberikan informasi routing. Jika terjadi perubahan pada jaringan, sementara timer belum habis, router tetap harus mengirimkan informasi routing karena dipicu oleh perubahan tersebut (triggered update). Dengan demikian, router-router di jaringan dapatdengan cepat mengetahui perubahan yang terjadi dan meminimalkan kemungkinan routing loop terjadi.

ü Cara Kerja RIP (Routing Information Protocol)
RIP bekerja dengan menginformasikan status network yang dipegang secara langsung kepada router tetangganya.
ü Karakteristik dari RIP: 
Ø Distance vector routing protocol
Ø Hop count sebagi metric untuk memilih rute
Ø Maximum hop count 15, hop ke 16 dianggap unreachable
Ø Secara default routing update 30 detik sekali
Ø RIPv1 (classfull routing protocol) tidak mengirimkan subnet mask pada update
Ø RIPv2 (classless routing protocol) mengirimkan subnet mask pada update
2.      OSPF (Open Shortest Path First) menggunakan kecepatan jaringan berdasarkan metric untuk menetapkan path-path ke jaringan lainnya. Setiap router merawat map sederhana dari keseluruhan jaringan. Update-update dilakukan via multicast dan dikirim. Jika terjadi perubahan konfigurasi. OSPF cocok untuk jaringan besar. OSPF bisa juga disebut sebuah routing protokol berjenis IGP yang hanya dapat bekerja dalam jaringan internal suatu ogranisasi atau perusahaan. Jaringan internal maksudnya adalah jaringan dimana user masih memiliki hak untuk menggunakan, mengatur, dan memodifikasinya. Atau dengan kata lain, user masih memiliki hak administrasi terhadap jaringan tersebut. Jika user sudah tidak memiliki hak untuk menggunakan dan mengaturnya, maka jaringan tersebut dapat dikategorikan sebagai jaringan eksternal. Selain itu, OSPF juga merupakan routing protokol yang berstandar terbuka. Maksudnya adalah routing protokol ini bukan ciptaan dari vendor manapun. Dengan demikian, siapapun dapat menggunakannya, perangkat manapun dapat kompatibel dengannya, dan dimanapun routing protokol ini dapat diimplementasikan.
Kelebihan. Tidak menghasilkan routing loop mendukung penggunaan beberapa metrik sekaligus dapat menghasilkan banyak jalur ke sebuah tujuan membagi jaringan yang besar mejadi beberapa area. Waktu yang diperlukan untuk konvergen lebih cepat
Kekurangan. Membutuhkan basis data yang besar dan lebih rumit.
OSPF ini termasuk di kategori Link state routing prtocol (sama seperti EIGRP), Link-state routing protocol ini ciri-cirinya memberikan informasi ke semua router, sehingga setiap router bisa melihat topologi nya masing-masing. Cara updatenya itu secara Triggered update maksudnya tidak semua informasi yang ada di router akan dikirim seluruhnya ke router-router lainnya, tetapi hanya informasi yang berubah/ bertambah/ berkurang saja yang akan dikirim ke semua router dalam 1 area, sehingga mengefektifkan dan mengefisienkan bandwith yang ada, lalu convergencenya antar router sangatlah cepat dikarenakan informasi yang berubah/bertambah/berkurang saja yang dikirim ke router-router lainnya. Terus tidak mudah terjadi routinveng loops, OSPF membutuhkan power memory dan proses yang lebih besar, dan OSPF itu susah untuk di konfigurasi. OSPF berdasarkan Open Standard maksudnya adalah OSPF ini dapat dikembangkan dan diperbaiki oleh vendor-vendor lainnya.

Soal Quis:
1.      Suatu kampus memiliki ruang sebagai berikut:
v  Kantor pusat = 1 gedung utama
v  3 gedung yaitu gedung A, B, C
                   Menggunakan ISP dengan alamat IP sebagai berikut:
v  Gateway  : 123.213.18.1 /30
v  IP :123.213.18.2 /30
                   IP yang boleh pake digedung adalah : 192.168.0.0 /25
ü  Gedung pusat : 10 IP
ü  Gedung A : 12 IP
ü  Gedung B : 6 IP
ü  Gedung C : 12 IP
                   Buat design jaringan pada kampus tersebut:
Ø  Gunakan router
Ø  Gunakan switch
Ø  Internet diwakili oleh PC server
Ø  Semua PC bisa mengakses internet
Ø  Buat menggunakan Packet Tracer
8.4         Praktikum
A.       Nah, sekarang buat desain topologi jaringan seperti gambar di bawah ini:
Lalu, masukkan ip di masing Router, komputer/PC, dan pada komputer/PC Server sebagai berikut:
1.      Pada komputer 1 dan 2 masukkan
Ø  IP 172.168.6.2 – 172.168.6.11, Netmasknya sama 255.255.255.240
Ø  Gateway komputer 1dan 2 IP 172.168.6.1,
Ø  Dan pada router 1 masukkan IP pada fastethernet 0/1 dengan IP berikut: 172.168.6.1, Netmask 255.255.255.240,
Ø  Serial 0/0/0 dengan IP berikut: 10.10.9.2, Netmask 255.255.255.248
Untuk selengkapnya lihat pada gambar dibawah ini:
Gambar : fa0/1 pada komputer 1
                                    Gambar : serial0/0/0 pada router 1
2.      Pada komputer 3 dan 4 masukkan
Ø  IP 172.168.2.2 – 172.168.2.13, Netmasknya sama 255.255.255.240
Ø  Gateway komputer 3 dan 4 dengan IP 172.168.2.1,
Ø  Dan pada router 2 masukkan IP pada fastethernet 0/1 dengan IP berikut: 172.168.2.1, Netmask 255.255.255.240,
Ø  Serial 0/0/0 dengan IP berikut: 10.10.18.2, Netmask 255.255.255.248
Untuk selengkapnya lihat pada gambar dibawah ini :
                        Gambar : fa0/1 pada komputer 3
                        Gambar : serial0/0/0 pada router 2
3.      Pada komputer 5 dan 6 masukkan
Ø  IP 172.168.3.2 – 172.168.3.7, Netmasknya sama 255.255.255.240
Ø  Gateway komputer 5 dan 6 IP 172.168.6.1,
Ø  Dan pada router 3 masukkan IP pada fastethernet 0/1 dengan IP berikut: 172.168.3.1, Netmask 255.255.255.240,
Ø  Serial 0/0/0 dengan IP berikut: 10.10.27.2, Netmask 255.255.255.248
Untuk selengkapnya lihat pada gambar dibawah ini:
                        Gambar : fa0/1 pada komputer 5
                        Gambar : serial0/0/0/0 pada router 3

4.      Pada komputer 7 dan 8 masukkan
Ø  IP 172.168.8.2 – 172.168.8.13, Netmasknya sama 255.255.255.240
Ø  Gateway komputer 7 dan 8 IP 172.168.6.1,
Ø  Dan pada router 4 masukkan IP pada fastethernet 0/1 dengan IP berikut: 172.168.8.1, Netmask 255.255.255.240,
Ø  Serial 0/0/0 dengan IP berikut: 10.10.36.2, Netmask 255.255.255.248
Untuk selengkapnya lihat pada gambar  dibawah ini:
                        Gambar : fa0/0 pada komputer 7
                        Gambar : serial0/1/0 pada router 4

5.      Pada router pusat masukkan IP berikut:
ü  Pada serial 1/0 masukkan IP 10.10.9.1, netmask 255.255.255.248
ü  Pada serial 1/1 masukkan IP 10.10.18.1, netmask 255.255.255.248
ü  Pada serial 1/4 masukkan IP 10.10.27.1, netmask 255.255.255.248
ü  Pada serial 1/3 masukkan IP 10.10.36.1, netmask 255.255.255.248
ü  Pada fa0/0 masukkan IP 123.213.18.2, netmask 255.255.255.248
6.      Kemudian pada PC server masukkan IP berikut pada fa0/0 123.213.18.1 dan netmask 255.255.255.248, jangan lupa untuk mengisi gateway pada PC server agar semua router dan komputer client dibawahnya bisa terhubung dengan IP 123.213.18.1.

       Setelah melakukan hal seperti di atas maka tampilan design topologi jaringan akan seperti gambar dibawah ini dimana setiap kabel  memiliki lampu berwarna hijau, itu artinya design topologi kita berhasil :
Gambar : design topologi berhasil
B.       Langkah selanjutnya adalah membuat routing dinamis dengan OSPF pada tiap-tiap router yang berhubungan agar semua komputer yang ada dibawahnya bisa mengakses internet dan juga saling terhubung. Sebelum melakukan hal ini, tentunya kita harus tau apa itu routing dinamis ataupun OSPF itu sendiri, seperti apa yang kita bahas di atas.
Jika anda sudah mengetahui dan mengerti tentang apa yang akan dibahas pada bab ini dipastikan anda akan sukses menghubungkan design topologi tersebut meskipun menggunakan software pembantu.
Sekarang mari kita ikuti langkah-langkah seperti dibawah ini:
8.4.1    Buka router 1, pilih CLI ketikkan codingan seperti gambar dibawah ini:
8.4.2    Buka router 2, pilih CLI ketikkan codingan seperti gambar dibawah ini:
8.4.3    Buka router 3, pilih CLI ketikkan codingan seperti gambar dibawah ini:
8.4.4    Buka router 1, pilih CLI ketikkan codingan seperti gambar dibawah ini:





8.4.5    Buka router pusat yang terhubung langsung dengan PC server, pilih CLI ketikkan codingan seperti gambar dibawah ini:
C.       Berikut kita coba langkah selanjutnya yaitu mengeping dari komputer 1 ke server dan komputer seterusnya, dengan menggunakan command line yang sudah tersedia pada packet tracer itu sendiri, ikuti langkah-langkah berikut:
1.    Lakukan pengepingan dari komputer 1 langsung ke server seprti pada gambar dibawah ini:
2.    Lakukan pengepingan dari komputer 2 langsung ke server seprti pada gambar dibawah ini:
3.    Lakukan pengepingan dari komputer 3 langsung ke server seprti pada gambar dibawah ini:
4.    Lakukan pengepingan dari komputer 4 langsung ke server seprti pada gambar dibawah ini:




5.    Lakukan pengepingan dari komputer 1 ke komputer lainnya untuk mengetahui apakah komputer saling terhubung seperti pada gambar dibawah ini:
            Jika anda sudah melakukan praktikum bersama dengan adanya kuis study kasus diatas dan berhasil maka praktikum kali anda anda berhasil dan tidak anda kendala untuk melakukan praktikum selanjutnya.
Terima kasih.
















MODUL IX
(VIRTUAL LOCAL AREA NETWORK)

1.        Pengertian VLAN
VLAN merupakan suatu model jaringan yang tidak terbatas pada lokasi fisik seperti LAN, hal ini mengakibatkan suatu network dapat dikonfigurasi secara
virtual tanpa harus menuruti lokasi fisik peralatan. Penggunaan VLAN akan membuat pengaturan jaringan menjadi sangat fleksibel dimana dapat dibuat
segmen yang bergantung pada organisasi atau departemen, tanpa bergantung pada lokasi workstation.
2.        Tipe-tipe VLAN
Keanggotaan dalam suatu VLAN dapat di klasifikasikan berdasarkan port yang digunakan, MAC Address, tipe Protokol.
Ø  Berdasarkan Port.
Keanggotaan pada suatu VLAN dapat di dasarkan pada port yang di gunakan oleh VLAN tersebut. Sebagai contoh, pada bridge/switch dengan 4 port, port 1, 2, dan 4 merupakan VLAN 1 sedang port 3 dimiliki oleh VLAN 2, lihat tabel:
Tabel port dan VLAN :          Port 1 2 3 4
VLAN 2 2 1 2
Kelemahannya adalah user tidak bisa untuk berpindah pindah, apabila harus berpindah maka Network administrator harus mengkonfigurasikan ulang.
Ø  Berdasarkan MAC Address.
Keanggotaan suatu VLAN didasarkan pada MAC address dari setiap workstation /komputer yang dimiliki oleh user. Switch mendeteksi/mencatat semua MAC
address yang dimiliki oleh setiap Virtual LAN. MAC address merupakan suatu bagian yang dimiliki oleh NIC (Network Interface Card) di setiap workstation.
Kelebihannya apabila user berpindah pindah maka dia akan tetap terkonfigurasi sebagai anggota dari VLAN tersebut.Sedangkan kekurangannya bahwa setiap mesin harus di konfigurasikan secara manual , dan untuk jaringan yang memiliki ratusan workstation maka tipe ini kurang efissien untuk dilakukan
Tabel MAC address dan VLAN: MAC address 132516617738 272389579355 5366663377724444125556
VLAN 1 2 2 1.
Ø  Berdasarkan tipe protokol yang digunakan.
Keanggotaan VLAN juga bisa berdasarkan protocol yang digunakan,
Tabel Protokol dan VLAN :
Protokol IP IPX
VLAN 1 2.
Ø  Berdasarkan Alamat Subnet IP.
Subnet IP address pada suatu jaringan juga dapat digunakan untuk mengklasifikasi suatu VLAN.
Tabel IP Subnet dan VLAN :
IP subnet 22.3.24 46.20.45
VLAN 1 2
Konfigurasi ini tidak berhubungan dengan routing pada jaringan dan juga tidak mempermasalahkan funggsi router.IP address digunakan untuk memetakan keanggotaan VLAN.Keuntungannya seorang user tidak perlu mengkonfigurasikan ulang alamatnya di jaringan apabila berpindah tempat, hanya saja karena bekerja di layer yang lebih tinggi maka akan sedikit lebih lambat untuk meneruskan paket di banding menggunakan MAC addresses.
Ø  Berdasarkan aplikasi atau kombinasi lain
Sangat dimungkinkan untuk menentukan suatu VLAN berdasarkan aplikasi yang dijalankan, atau kombinasi dari semua tipe di atas untuk diterapkan pada suatu
jaringan. Misalkan: aplikasi FTP (file transfer protocol) hanya bias digunakan oleh VLAN 1 dan Telnet hanya bisa digunakan pada VLAN 2.
3.        Tipe-tipe Koneksi VLAN
A.   Trunk Link
Trunk link dibuat untuk menghubungkan switch dengan switch yang lain, switch dengan router, atau switch dengan server dimana link tersebut akan digunakan untuk melewatkan data-data dari vlan yang berbeda. Untuk membedakan data dari satu vlan dengan vlan yang lainnya maka setiap data yang melewati trunk link harus diberi Vlan Taging. Dan secara otomatis Vlan Taging akan dibuang ketika data akan dikirim ke komputer. Trunk link hanya mendukung teknologi fast (100Mbps) atau gigabit (1000Mbps)ethernet. Sebab trunk link lazimnya dihubungkan dengan network backbone berkecepatan tinggi, sehingga kebutuhannya lebih tinggi dibandingkan dengan access link.
B.   Access Link
Merupakan tipe link yang umum dan dimiliki oleh hampir semua jenis switch VLAN. Access link lazimnya digunakan untuk menghubungkan komputer dengan switch. Access link tidak lain merupakanport switch yang sudah terkonfigurasi. Selama proses transfer data, switch akan membuang informasi tentang VLAN. Anggota suatu VLAN tidak bisa berkomunikasi dengan anggota VLAN yang lain, kecuali dihubungkan oleh router (routing).
C.   Hibrid Link (merupakan gabungan Trunk dan Accsess).

4.        Konsep Kerja VLAN
Prinsip utama sebuah LAN adalah, semua device yang berada pada satu LAN berarti berada pada satu broadcast domain. Sebuah broadcast domain mencakup semua device yang terhubung pada satu LAN dimana jika salah satu device mengirimkan frame broadcast maka semua device yang lain akan menerima kopi dari frame tersebut. Jadi pada dasarnya kita bisa menganggap LAN dan broadcast domain adalah hal yang sama.
Tanpa VLAN, sebuah switch akan menganggap semua interface (port) nya berada pada satu broadcast domain; dengan kata lain, semua komputer yang terhubung ke switch tersebutberada pada satu LAN yang sama. Dengan VLAN, switch bisa meletakkan beberapa interface ke dalam satu broadcast domain dan beberapa interface yang lain ke dalam broadcast domain lain yang berbeda, sehingga tercipta multiple broadcast domain. Masing-masing broadcast domain yang dibuat oleh switch inilah yang kita sebut sebagai Virtual LAN (VLAN).


Berikut beberapa alasan untuk memisahkan beberapa komputer pada VLAN yang berbeda :
a)      Agar design jaringan yang lebih flexible, pengelompokan user tidak berdasarkan lokasi fisik tapi bisa dilakukan dengan berdasarkan kesamaan departemen/ divisi/ pekerjaan.
b)      Untuk melakukan segmentasi LAN menjadi LAN-LAN yang lebih kecil sehingga mengurangi traffik jaringan.
c)      Untuk mengurangi beban kerja STP.
d)     Untuk alasan keamanan yang lebih baik dengan memisahkan user-user yang bekerja menggunakan data-data yang sensitif pada 1 VLAN yang terpisah.
e)      Untuk memisahkan trafik IP Phone dengan trafik PC yang terhubung dengan phone.
5.        VLAN Trunking Protocol (VTP)
VLAN Trunking Protocol (VTP) adalah proprietari Cisco yang memungkinkan switch-switch Cisco yang terhubung bisa saling bertukar informasi konfigurasi. Tanpa VTP, enginer harus login satu persatu ke semua 10 switchdan melakukan konfigurasi yang sama untuk membuat sebuah VLAN dan memberikan nama pada VLAN tersebut. Dengan VTP, user dapat membuat VLAN 3 dan memberikan namanya pada salah satu switch, dan ke-sembilan switch yang lain akan otomatis membuat VLAN 3 sekaligus namanya.
VTP mendefinisikan protokol pertukaran informasi pada layer 2 yang dipakai switch untuk saling bertukar informasi konfigurasi VLAN.  Saat salah satu switch merubah konfigurasi VLAN nya, dengan kata lain, menambah, mengedit, atau menghapus salah satu VLAN, VTP akan membuat switch-switch yang lain melakukan sinkronisasi pada VLAN konfigurasinya. Setiap switch akan menggunakan salah satu dari 3 mode VTP: server mode, client mode, ortransparent mode. Untuk memanfaatkan fitur VTP, engineer harus menge-set salah satu switch-nya menjadi server mode dan switch sisanya yang lain sebagai client mode. Kemudian,Konfigurasi VLAN dilakukan pada switch server dan switch-switch lain yang berada pada client mode akan menyesuaikan konfigurasinya dengan server. Switch yang berada pada client mode tidak bisa merubah konfigurasi VLAN nya. Sedangkan transparent mode, memungkinkan switch untuk tetap saling bertukar informasi konfigurasi VLAN, namun switch pada transparent mode itu sendiri tidak ikut melakukan sinkronisasi.
Agar fitur VTP berjalan, Cisco IOS membutuhkan 3 hal berikut :
ü Link yang digunakan antar switch harus diset sebagai VLAN trunk (ISL atau 802.1Q).
ü Switch-switch tersebut harus memiliki VTP domain name yang sama.
ü Jika dikonfigur pada lebih dari 1 switch, maka switch-switch tersebut harus memiliki password yang sama.

6.        Cara kerja VLAN
VLAN diklasifikasikan berdasarkan metode (tipe) yang digunakan untuk mengklasifikasikannya, baik menggunakan port, MAC addresses dsb. Semua informasi yang mengandung penandaan/pengalamatan suatu vlan (tagging) di simpan dalam suatu database (tabel), jika penandaannya berdasarkan port yang digunakan maka database harus mengindikasikan port-port yang digunakan oleh VLAN. Untuk mengaturnya maka biasanya digunakan switch/bridge yang manageable atau yang bisa di atur. Switch/bridge inilah yang bertanggung jawab menyimpan semua informasi dan konfigurasi suatu VLAN dan dipastikan semua switch/bridge memiliki informasi yang sama. Switch akan menentukan kemana data-data akan diteruskan dan sebagainya, atau dapat pula digunakan suatu software pengalamatan (bridging software) yang berfungsi mencatat/menandai suatu VLAN beserta workstation yang didalamnya. Selain itu, dapat pula digunakan suatu software pengalamatan (bridging software) yang berfungsi mencatat/menandai suatu VLAN beserta workstation yang di dalamnya. Sedangkan, alat yang menghubungkan antar VLAN adalah router.
7.        Prinsip Kerja VLAN
Filtering Database Berisi informasi tentang pengelompokan VLAN. Terdiri dari :
ü  Static Entries
Static Filtering Entries: Mespesifisifikasikan apakah suatu data itu akan dikirim atau dibuang atau juga di masukkan ke dalam dinamic entries Static Registration Entries: Mespesifisifikasikan apakah suatu data itu akan dikirim ke suatu jaringan VLAN dan port yang bertanggung jawab untuk jaringan VLAN tersebut.
ü  Dynamic Entries
Dynamic Filtering Entries: Mespesifisifikasikan apakah suatu data itu akan dikirim atau dibuang. Group Registration Entries: Mespesifisifikasikan apakah suatu data yang dikirim ke suatu group atau VLAN tertentu akan dikirim/diteruskan atau tidak Dynamic Registration Entries: Menspesifikasikan port yang bertanggung jawab untuk suatu jaringan VLAN.
ü  Tagging
Saat sebuah data dikirimkan maka harus ada yang menyatakan Tujuan data tersebut (VLAN tujuan). Informasi ini diberikan dalam bentuk tag header, sehingga: Informasi dapat dikirimkan ke user tertentu saja (user tujuan). Didalam nya berisi format MAC Address, Jenis dari tag header, Ethernet Frame Tag Header, Token Ring and Fiber Distributed Data Interface (FDDI) tag header.
8.        Kelebihan VLAN
Beberapa keuntungan penggunaan VLAN antara lain:
1.      Security
Keamanan data dari setiap divisi dapat dibuat tersendiri, karena segmennya bisa dipisah secarfa logika. Lalu lintas data dibatasi segmennya.
2.      Cost reduction 
Penghematan dari penggunaan bandwidth yang ada dan dari upgrade perluasan network yang bisa jadi mahal.
3.      Higher performance 
Pembagian jaringan layer 2 ke dalam beberapa kelompok broadcast domain yang lebih kecil, yang tentunya akan mengurangi lalu lintas packet yang tidak dibutuhkan dalam jaringan.
4.      Broadcast storm mitigation 
 Pembagian jaringan ke dalam VLAN-VLAN akan mengurangi banyaknya device yang berpartisipasi dalam pembuatan broadcast storm. Hal ini terjadinya karena adanya pembatasan broadcast domain.
5.      Improved IT staff efficiency 
VLAN memudahkan manajemen jaringan karena pengguna yang membutuhkan sumber daya yang dibutuhkan berbagi dalam segmen yang sama.
6.      Simpler project or application management 
VLAN menggabungkan para pengguna jaringan dan peralatan jaringan untuk mendukung perusahaan dan menangani permasalahan kondisi geografis.




9.        Perbedaan Mendasar antara LAN dan VLAN
Perbedaan yang sangat jelas dari model jaringan Local Area Network dengan Virtual Local Area Network adalah bahwa bentuk jaringan dengan model Local
Area Network sangat bergantung pada letak/fisik dari workstation, serta penggunaan hub dan repeater sebagai perangkat jaringan yang memiliki beberapa
kelemahan. Sedangkan yang menjadi salah satu kelebihan dari model jaringan dengan VLAN adalah bahwa tiap-tiap workstation/user yang tergabung dalam
satu VLAN/bagian (organisasi, kelompok dsb) dapat tetap saling berhubungan walaupun terpisah secara fisik.
10.    Konfigurasi VLAN Menggunakan Packet Tracer
Konfigurasi ini memungkinkan kita agar bisa mengerti lebih mendalam tentang VLAN dan juga mengerti tentang cara membuat topologinya menggunakan Packet Tracer yang seperti kita lakukan pada praktikum-praktikum sebelumnya.
Kali ini kita akan membuat topologi VLAN dengan menggunakan 2 Switch, untuk lebih lengkapnya lihat dibawah ini:
Ø  Lantai pertama terdapat 3 komputer
Ø  Lantai kedua terdapat 3 komputer juga
Ø  Tapi pada PC ketiga pada masing-masing lantai dalam VLAN yang sama
Ø  Pada masing-masing Switch memerlukan 2 VLAN
Berikut langkah-langkahnya:
*      Pilih Switches yang terletak pada sudut kiri atau tekan Ctrl+Alt+s


*      Pilih Switch dengan type 2950-24 sebanyak 2 kemudian letakkan di layer, maka tampil seperti contoh berikut
*      Pilih End Devices atau tekan Ctrl+Alt+E untuk untuk memasukkan PC, pilih PC dengan type Generic. Masukkan sebanyak 6 komputer karena masing-masing Switch memerlukan 3 komputer.
*      Setting pada masing-masing PC, dengan cara meng-click pada PC yang akan di setting. Maka, akan tampil tampilan seperti di bawah. Jika mau, silahkan ubah nama PC sesuai dengan keinginan Anda pada Display Name. Missal, PCmei1. Begitupun hingga PC ke-6 pada Switch ke-2 “PCmei6”.
*      Kemudian lakukan juga setting IP Address pada FastEthernet. Contoh, pada PCmei1 dengan IP Address 192.168.1.1 lakukan setting IP Address pada semua PC termasuk pada PC Switch ke-2/SwitchKamu dengan NET-ID yang sama.
*      Koneksikan masing-masing PC ke Switch dengan menggunakan Copper Straight-Trough pada Connections yang terletak pada sudut kiri aplikasi. Klik Copper Straight-Trough kemudian letakkan di PC yang akan dihubungkan ke Switch pilih fastethernet.
*      Setelah langkah di atas, tarik kursor ke switch untuk menghubungkannya, klik jika garis telah terhubung ke switch. Jika terhubung maka akan tampil pemilihan fastethernet seperti di bawah. Pilih fastethernet secara terurut, artinya ambil fastethernet yang berada paling atas. Begitupun selanjutnya, lakukan koneksi pada setiap PC (hingga PC ke-6/ PCmei6) ke Switch.
*      Hasil ketika semua PC dihubungkan pada masing-masing Switch
*      Sedangkan untuk menghubungkan antara Switch menggunakan Copper Cross-Over yang berada pada Connections.
*      Langkah selanjutnya, lakukan setting pada Switch, tapi perlu diperhatikan kita harus menunggu pada lampu Switch berubah menjadi warna hijau.
*      Setelah lampu Switch hijau, maka kita setting penambahan VLAN pada VLAN Database. Pada contoh soal, diperlukan 2 VLAN. Isi VLAN Name dan VLAN Number seperti contoh di bawah lalu Add. Lakukan penambahan sebanyak 2.
*      Langkah selanjutnya, lakukan setting FASTETHERNET0/1 (VLAN 2), FASTETHERNET0/2 (VLAN 2), FASTETHERNET0/3 (VLAN 3) dengan type Access semua. Sedangkan, pada FASTETHERNET0/4 diisi dengan type Trunk.
Pada gambar di bawah merupakan contoh setting pada FASTETHERNET0/4 dengan type Trunk.  Pada VLAN Non-Checklist pada default.
*      Setting dilakukan juga pada Switch ke-2/ SwitchKamu dengan cara yang sama tentunya.
*      Lakukan setting Add Complex PDU (c) yang bertujuan untuk menghubungkan antar PC dengan setting IP-Addressnya sesuai IP-Address pada PC yang akan dihubungkan.
Lakukan setting seperti berikut:
v  PCmei1 dihubungkan pada PCmei2
v  PCmei2 dihubungkan pada PCmei1
v  PCmei3 dihubungkan pada PCmei6
v  PCmei4 dihubungkan pada PCmei5
v  PCmei5 dihubungkan pada PCmei4
v  PCmei6 dihubungkan pada PCmei3
              
*      klik pada PC yang akan di setting
Contoh setting pada PCmei1
Berikut adalah hasil dari konfigurasi VLAN nya menggunakan  CLI:
*      CLI pada SWITCH1 (SwitchAku)
Switch>enable
Switch#configure terminal
Enter configuration commands, one per line. End with CNTL/Z.
Switch(config)#vlan 2
Switch(config-vlan)#name VLAN2
Switch(config-vlan)#exit
Switch(config)#vlan 3
Switch(config-vlan)#name VLAN3
Switch(config-vlan)#exit
Switch(config)#
Switch(config)#interface FastEthernet0/1
Switch(config-if)#
Switch(config-if)#
Switch(config-if)#switchport access vlan 2
Switch(config-if)#
Switch(config-if)#exit
Switch(config)#interface FastEthernet0/2
Switch(config-if)#
Switch(config-if)#
Switch(config-if)#switchport access vlan 2
Switch(config-if)#
Switch(config-if)#exit
Switch(config)#interface FastEthernet0/3
Switch(config-if)#
Switch(config-if)#
Switch(config-if)#switchport access vlan 3
Switch(config-if)#
%LINK-5-CHANGED: Interface FastEthernet0/4, changed state to up
%LINEPROTO-5-UPDOWN: Line protocol on Interface FastEthernet0/4, changed state to up
Switch(config-if)#exit
Switch(config)#interface FastEthernet0/4
Switch(config-if)#
%LINEPROTO-5-UPDOWN: Line protocol on Interface FastEthernet0/4, changed state to down
%LINEPROTO-5-UPDOWN: Line protocol on Interface FastEthernet0/4, changed state to up
Switch(config-if)#switchport mode trunk
Switch(config-if)#
Switch(config-if)#
Switch(config-if)#switchport trunk allowed vlan remove 1
Switch(config-if)#
Switch(config-if)#switchport mode trunk
Switch(config-if)#
%SYS-5-CONFIG_I: Configured from console by console
Switch#
*      CLI pada SWITCH2 (SwitchKamu)
Switch>enable
Switch#configure terminal
Enter configuration commands, one per line. End with CNTL/Z.
Switch(config)#vlan 2
Switch(config-vlan)#name VLAN2
Switch(config-vlan)#exit
Switch(config)#vlan 3
Switch(config-vlan)#name VLAN3
Switch(config-vlan)#exit
Switch(config)#
%LINK-5-CHANGED: Interface FastEthernet0/4, changed state to up
%LINEPROTO-5-UPDOWN: Line protocol on Interface FastEthernet0/4, changed state to up
%LINEPROTO-5-UPDOWN: Line protocol on Interface FastEthernet0/4, changed state to down
%LINEPROTO-5-UPDOWN: Line protocol on Interface FastEthernet0/4, changed state to up
Switch(config)#
Switch(config)#interface FastEthernet0/1
Switch(config-if)#
Switch(config-if)#
Switch(config-if)#switchport access vlan 2
Switch(config-if)#
Switch(config-if)#exit
Switch(config)#interface FastEthernet0/2
Switch(config-if)#
Switch(config-if)#
Switch(config-if)#switchport access vlan 2
Switch(config-if)#
Switch(config-if)#exit
Switch(config)#interface FastEthernet0/3
Switch(config-if)#
Switch(config-if)#
Switch(config-if)#switchport access vlan 3
Switch(config-if)#
Switch(config-if)#exit
Switch(config)#interface FastEthernet0/4
Switch(config-if)#
Switch(config-if)#switchport mode trunk
Switch(config-if)#
Switch(config-if)#
Switch(config-if)#switchport trunk allowed vlan remove 1
Switch(config-if)#
%SYS-5-CONFIG_I: Configured from console by console
Switch#






1.       KESIMPULAN
       Laporan ini dibuat untuk kepentingan bersama agar mahasiwa ataupun siswa memahami  dan mengerti apa itu Jaringan Komputer dan hal-hal serta bahan-nahan yang terkait sesuai isi Laporan ini
2.       SARAN
Dalam penulisan Laporan Praktikum ini penulis sadar bahwa dalam tata bahasa, tata penulisan dan juga kata-kata masih sangat jauh dari kesempurnaan, maka dari itu penulis sangat mengharapkan saran dan masukkan yang berguna untuk membangun demi kepentingan bersama dan merubah karakter dari penulis ini sendiri. Terima kasih.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar